Masjid Nabawi

Masjid Nabawi
Madinah

Kamis, 11 April 2013

SOAL UJIAN NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN


KUSWANTO
12131011145

JAWAB SOAL-SOAL BERIKUT DI BLOG MASING-MASING.
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekosistem? rincikan ekosistem apa saja yang ada di bumi dan di sekitar anda... lengkapi dengan gambar.
2.      Apa yang dimaksud dengan nilai lingkungan? lengkapi dengan bagaimana mengkuantifikasi nilai lingkungan,
3.      Jelaskan jenis-jenis etika lingkungan yang anda ketahui. Jelaskan bagaimana strategi penerapan etika lingkungan itu
4.      Jelaskan mengapa menggunakan blogspot ini merupakan bukti komitmen bahwa kita mendukung perwujudan kebijakan pemerintah dalam e-government di satu sisi dan mengeksperisikan etika kita terhadap lingkungan. Lengkapi dengan argumen ilmiahnya.
5.      Mengapa jejak ekologis itu merupakan gambaran apakah seseorang itu menyumbang terhadap kerusakan lingkungan atau tidak ?
6.      Sudahkah anda membuat dan mengelola dengan baik ? Nilai anda juga sangat ditentukan dengan pengelolaan blogspot anda

Jawaban :
1.      Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik).
I.                   Ekosistem Darat
Terdiri atas beberapa macam bioma antara lain :
  A.    Bioma Gurun
Gurun merupakan daerah kering yang curah hujannya hanya 20 cm per tahun. Vegetasi dominan pembentuk bioma gurun adalah kaktus. Adapun hewan yang hidup di bioma ini umumnya aktif pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut merupakan adaptasi terhadap suhu lingkungan yang sangat panas dan untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh.

B.  Padang Rumput
Bioma ini memiliki karakteristik beriklim sedang, dengan curah hujan berkisar antara 25–75 per tahun dan vegetasi dominannya adalah rumput. Adapun hewan yang hidup di bioma ini adalah kelinci, serigala, dan kuda.

C.    Hutan Hujan Turun
Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25°C per tahun dan curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma ini paling beragam (memiliki keanekaragaman paling tinggi) dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.
 
D.    Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim dingin dan sangat panas pada musim panas (-30°C hingga 30°C). Curah hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu mengkonsumsi banyak makanan.
E.    Taiga
Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer, merupakan bioma terluas di bumi. Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena penguapan yang rendah. Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma taiga terdapat di daerah yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per tahun. Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat, dan Asia bagian timur. Tumbuhan yang hidup di bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini di antaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai.
 
  

F.    Tundra
Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara yang memiliki curah hujan yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak dapat berkembang di daerah ini. Pada musim dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh besar. Produsen utama di bioma ini adalah lichenes dan lumut. Binatang yang dapat ditemui di bioma ini, antara lain beruang kutub, reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ketika musim-musim tertentu.
G.    Savana
Savana merupakan padang rumput yang didominasi oleh rumput dengan semak serta pohon yang terpencar. Savana memiliki curah hujan sekitar 90–150 cm per tahun. Hewan yang hidup di dalamnya, antara lain gajah, kuda, dan zarafah.
II.                Ekosistem Perairan
Meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Pada ekosistem air tawar memiliki ciri antara lain: variasi suhu rendah dan dipengaruhi keadaan iklim dan cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang diterima, habitat air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu :
Ø      Litoral, yaitu daerah dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat mencapai dasar perairan.
Ø      Limnetik, yaitu daerah terbuka sampai kedalaman tertentu masih dapat ditembus cahaya.
Ø      Profundal, yaitu daerah dasar perairan sehingga cahaya tidak mampu mencapai dasar perairan.
 
Berdasarkan keadaan airnya (aliran airnya), habitat air tawar dibedakan menjadi 2, yaitu :
Ø      Lotik, yaitu ekosistem air tawar yang keadaan airnya mengalir. Contoh : sungai, mata air, dan sebagainya .


 
Ø      Lentik, yaitu ekosistem air yang keadaan airnya tenang. Contoh : kolam, waduk, dan sebagainya.
Pada ekosistem air laut memiliki ciri antara lain salinitasnya tinggi, tidak dipengaruhi variasi suhu dan iklim.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari, habitat laut dibedakan :
Ø  Daerah fotik (eutrofik), yaitu daerah yang masih ditembus cahaya.
Ø  Daerah disfotik, yaitu daerah  yang sedikit cahaya (remang –remang)
Ø  Daerah afotik, yaitu daerah yang tidak mendapat cahaya matahari.
Berdasarkan fisiknya (secara vertikal), daerah laut dibedakan :
Ø  Daerah litoral, yaitu daerah yang dipengaruhi pasang surut (0 – 200 meter).
Ø  Daerah batial, yaitu daerah yang kedalamannya antara 200 – 2000 meter.
Ø  Daerah abisal, yaitu daerah yang kedalamannya antara 2000 – 4000 meter.
Ø  Daerah hadal, yaitu daerah yang kedalamannya lebih dari 4000 meter.

Di Indonesia dikelompokkan 4 ekosistem utama, yaitu 
a.      Ekosistem Bahari (laut), ekosistem ini meliputi :
Ø       Ekosistem laut dalam, ekosistem memiliki keanekaragaman  jenis yang rendah, dan tidak terdapat organisme autotrof. Kelompok hewan yang ada berupa benthos.











 









 
Ø      Ekosistem Pantai Pasir Dangkal (litoral),daerah ini memiliki beberpa bentuk ekosistem, yaitu : 
     -  Ekosistem Terumbu Karang,  terumbu Karang terbentuk karena kegiatan organisme laut  seperti Coelenterata, Cacing, Kerang, dan Karang berkapur. Pada daerah ini perairannya jernih dan berpasir.




    











-  Ekosistem Pantai Batu,Pantai Batu dapat berupa batu caday yang berasal dari proses  konglomerasi, yaitu persatuan antara batu – batu kecil, tanah liat, kapur, dan bongkahan batu granit. Vegetasi yang mendominasi adalah jenis alga tertentu, seperti Euchema dan Sargasum.
 
 -   Ekosistem Pantai Lumpur, Pantai lumpur terdapat di daerah muara sungai dan sekitarnya yang membentuk delta, yaitu endapan lumpur yang membentang luas. Vegetasi yang mendominasi antara lain Avicenia (Api – api), Sonneratia (Bakau), Enhalus acoroide (rumput laut). Jenis hewannya berupa ikan kecil (ikan gelodok).
 
 b.       Ekosistem Darat Alami
      Ekosistem ini memiliki 3 bentuk vegetasi, yaitu vegetasi Monsun, vegetasi Pegunungan, dan  vegetasi Pamah (Dataran Rendah). 
Ø   Vegetasi monsun berada di daerah beriklim kering musiman dengan kelembapan udara lebih dari 33% dan curah hujan sekitar 1500 mm/th. Jenis vegetasinya meliputi padang rumput, savana, hutan monsun.
 

 
 









Ø      Vegetasi pegunungan terletak di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut (dpl) dengan vegetasi yang beraeneka ragam seperti hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi lereng terbuka berbatu, vegetasi alpin dan danau.
 
 
  











Ø      Vegetasi Pamah ini memiliki kawasan yang sangat luas, yaitu antara ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut.
 

     Vegetasi ini meliputi :  Hutan Bakau (hutan di tepi pantai), Hutan Rawa Air Tawar (hutan yang terletak di belakang hutan bakau), Hutan Tepi Sungai (hutan yang terdapat di sepanjang tepi sungai).  Ciri Hutan Tepi Sungai : tanahnya subur, lapisannya dalam, dan gembur. Floranya merupakan vegetasi musiman dan tumbuhan reofit (tumbuhan yang memiliki perakaran yang kuat).
Ø     Hutan Sagu
Ø     Hutan Rawa Gambut
 

   









      Hutan ini memiliki ciri antara lain jenis floranya terbatas, pH tanah asam (kurang dari 4) kandungan haranya rendah, pohonnya tinggi, kurus, dan tidak lebat, permukaan tanah cembung dengan genangan air.
c.       Ekosistem Suksesi
     Yaitu ekosistem yang mengalami perubahan menuju kearah yang klimaks. Ekosistem ini dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi skunder.
 
 
 








d.       Ekosistem Buatan
     Yaitu ekosistem yang terbentuk karen aktivitas atau usaha manusia dalam pengelolaan ataupun untuk mengadakan perubahan terhadap lahan.
 
 













Hutan buatan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
Ø  Danau, ekosistem ini biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, misalnya untuk PLTA, irigasi, dan sebagainya.
Ø  Hutan Tanaman, hutan ini biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, misalnya untuk industri (HTI), bangunan, dan sebagainya. Ciri dari jenis pohon yang ditanam adalah jenis tanaman yang keras dan tanaman tahunan. Contoh : Pinus, Meranti, Puspa, Rasamala, Damar, dan sebagainya.
Ø  Agroekosistem, agroekosistem merupakan ekosistem yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan sebagainya. Di dalam agroekosistem memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan memperhatikan faktor iklim, tanah, topografi, dan budaya. Contoh agroekosistem adalah sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, kolam, tambak, pekarangan, ladang, dan perkebunan.


2.      Nilai Lingkungan
      Nilai sendiri memiliki banyak arti bagi beberapa tokoh. Diantaranya adalah sebagaimana uraian berikut ini:
     Menurut Ralp Perry: “Value as any object of any interest”. Maknanya adalah bahwa nilai sebagai suatu objek dari suatu minat individu.
      John Dewey menyatakan: “…..value is any object of social interest”. Maknanya adalah bahwa sesuatu bernilai apabila disukai dan dibenarkan oleh sekelompok manusia (sosial). Dalam hal ini Dewey mengutamakan kesepakatan sosial (masyarakat, antar manusia, termasuk negara).
     Kupperman mendefinisikan nilai adalah patokan normatif yang memperngaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif.
     Gordon Allport mendefinisikan nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
      Mulyana mengatakan bahwa nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.
     Menurut Purwodarminto, nilai dapat diartikan dalam 5 hal. Lima hal itu adalah: harga dalam taksiran, harga sesuatu, angka kepandaian, kadar/mutu dan sifat-sifat yang penting.
      Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang penting, baik dan berharga. Dalam nilai terkandung sesuatu yang ideal, harapan yang dicita-citakan untuk kebajikan. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan menghubungkan sesuatu dengan yang lain dan kemudian mengambil keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap penting, baik dan berharga bagi kehidupan umat manusia. Baik ditinjau dari segi religius, politik, hukum, moral, etika, estetika, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.
     Adapun lingkungan adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.  
    Nilai lingkungan artinya ada kandungan yang terdapat dalam lingkungan. Lingkungan yang mempunyai nilai positif, berharga dan dipentingkan dengan sebaik-baiknya, dimana artinya yang berkarakter dan mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai lingkungan dalam menunjang kehidupan, sepeti karakter cinta pada Sang Maha Pencipta dan segenap ciptaan-Nya. Begitupun sebaliknya. Jadi nilai lingkungan yang berharga tersebut sangatlah penting bagi perkembangan semua makhluk untuk bertahan hidup dan untuk beribadah pada Sang Pencipta.
     Artinya juga nilai lingkungan harus mencakup kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran dan amanah, diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong, gotong royong dan kerjasama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
      Dan selanjutnya, bagaimana cara mengkuantifikasi nilai lingkungan akan segera kita bahas. Atau ada yang ingin menyumbangkan saran?
     Pengertian kuantifikasi adalah keterangan yang berhubungan dengan kuantitas atau jumlah. Misalnya setiap, beberapa, semua.
      Contoh untuk lebih jelasnya:
    Semua pohon mangga di belakang rumahku sedang berbuah lebat. Tak ada satu pohon jambu didepan rumahku yang tak berbunga.

Jadi salah satu cara mengkuantifikasi nilai lingkungan adalah dengan meyakini bahwa semua cara kita memelihara nilai lingkungan akan berguna bagi kelangsungan hidup yang lebih baik dimasa mendatang. 
      Setiap kebaikan yang kita lakukan untuk lingkungan akan sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dimasa depan, sekecil apapun itu, misalnya dengan membiasakan diri dan keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya. Dan syukurnya ini sudah aku lakukan sejak dini pada anak-anakku. Mereka bahkan akan berseru geram bila ada seseorang yang melempar kantung makanan lewat kaca mobil seenaknya.  

3.      Jenis – jenis Etika Lingkungan
     Manusia merupakan salah satu bagian yang terintegrasi dengan lingkungan. Sebagai makhluk hidup yang membutuhkan lingkungan, manusia memiliki kewajiban untuk menghormati, menghargai dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam lingkungan. Perilaku positif manusia dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari sedangkan perilaku negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
     Etika dapat dipandang sebagai kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
    Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam serta hubungan antara semua kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Prinsip etika ekologi adalah: semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
     Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi etika pelestarian dan etika pemeliharaan.  Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk. Etika ekologi dapat dibedakan menjadi etika ekologi mendalam dan etika ekologi dangkal.
      
      Etika Ekologi Dangkal
     Etika ekologi dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
      Poin-poin penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
·         Manusia terpisah dari alam.
·         Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
·         Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
·         Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
·         Norma utama adalah untung rugi.
·         Mengutamakan rencana jangka pendek.
·         Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin.
·         Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika antroposentris.
1.      Etika antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan harus dicari pada kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika).
2.      Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus (mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia).
      Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.


     Etika Ekologi Mendalam
     Dalam hal ini, alam dipandang memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan  diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah poin-poin yang ditekankan dalam etika ekologi.
·         Manusia adalah bagian dari alam
·         Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang
·         Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang
·         Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk
·         Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
·         Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
·         Menghargai dan memelihara tata alam
·         Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
·         Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
Berikut adalah jenis-jenis etika ekologi mendalam.
1.      Etika Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan kebaikan untuk semua sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh mahluk.
2.      Etika Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang (pembebasan binatang) dengan tokoh  Charles Brich. Menurut etika ini, binatang memiliki hak menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan dan menjadikan rasa senang/penderitaan binatang sebagai salah satu standar moral.
3.      Etika Biosentrisme. Etika ini  menekankan kehidupan sebagai standar moral dengan salah satu tokohnya adalah Kenneth Goodpaster. Hal yang dijadikan tujuan bukanlah rasa senang atau menderita tetapi kemampuan atau kepentingan untuk hidup. Dengan menjadikan kepentingan untuk hidup sebagai standar moral, maka yang dihargai secara moral bukan hanya manusia dan hewan, melainkan seluruh makhluk hidup yang ada.
4.      Etika Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu mamiliki keterkaitan satu sama lain secara mutual dan memandang bumi sebagai suatu pabrik terintegrasi berisi organsime yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-unsur  yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ekosentrisme mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
    Untuk pelaksanaannya, berikut terdapat beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam.
1.      Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature). Hormat terhadap alam merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Setiap anggota komunitas ekologis, termasuk manusia, berkewajiban menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies serta menjaga keterkaitan dan kesatuan komunitas ekologis.
2.      Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature). Manusia mempunyai tanggung jawab terhadap alam semesta (isi, kesatuan, keberadaan dan kelestariannya).
3.      Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity). Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian yang menyatu dari alam semesta dimana manusia sebagai makhluk hidup memiliki perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
4.      Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature). Manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi yang muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
Strategi Penerapan Etika Lingkungan
1.      Membuat aturan etika lingkungan dalam berbagai aktivitas lingkungan sekitar.
a.       Konservasi : menjaga/membatasi sumber daya alam
      Maksudnya, manusia harus menghilangkan pandangan bahwa bumi merupakan SDA yang tidak terbatas sehingga manusia dapat menggunakan seenaknya.
b.      Meyakini bahawa manusia merupakan bagian dari alam yaitu dengan cara :
Ø  Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
Ø  Tidak merusak alam sekitar
Ø  Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari bahwa eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan.
Ø  Mendukung dan menjamin bahawa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk kelangsungan hidupsemua mahluk dengan menghormati alam.
Ø  Mengelola sistem lingkungan dengan menggunakan ilmu dan teknologi yang
ramah lingkungan.
2.      Peran dan fungsi individu, pemerintah, dan organisasi dalam menerapkan etika lingkungan.
a.       Pemerintah
Menurut UU No 23 tahun 1997, peran dan fungsi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup :
Ø  Bertanggung jawab saat mengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan
Ø  hidup.
Ø  Meningkatkan haka dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan
Ø  lingkungan hidup.
Ø  Mengembankan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup.
Ø  Menyebarluaskan informasi lingkungan hidup kepada masyarakat.
Ø  Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan
Ø  hidup dan memberi hukuman bagi yang merusaknya.
b.      Organisasi
Ø  Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat.
Ø  Meneliti masalah lingkungan hidup dan hasilnya disebarluaskan kepada
Ø  masyarakat.
Ø  Mengontrol pemerintah dalam pelaksanaan UU pengelolaan lingkungan hidup
Ø  Berperan aktif sebagai mitra regulator dalam memberikan informasi mengenai
Ø  lingkungan hidup kepada masyarakat.
Ø  Membantu menyelesaikan masalah lingkungan hidup dalam masyarakat.
c.       Individu
Ø  Mematuhi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Ø  Tidah mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Ø  Saling mengingatkan apabila ada yang melakukan kegiatan yang merusak
Ø  lingkungan.
Ø  Menyayangi binatang dan tumbuhan sehingga terhindar dari kepunahan.
3.      Membiasakan diri melaksanakan aturan etika lingkungan.
a.       Lingkungan keluarga.
Ø  Menanam dan memelihara tanaman dipekarangan rumah.
Ø  Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.
Ø  Memberikan tanggung jawab pada tiap anggota keluarga untuk membersihkan
Ø  rumah secara rutin.
b.      Lingkungan sekolah.
Ø  Pembahasan atau mengenai lingkungan hidup.
Ø  Pengelolaan sampah.
Ø  Penanaman pohon.
c.       Lingkungan masyarakat.
Ø  Membuang samaph pada tempat pembuangan sampah akhir secara berkala.
Ø  Memisahkan sampah organik dan anorganik.
Ø  Melakukan gotong royong secara berkala.
Ø  Mendaur ulang sampah yang dapat diperbaharui.

4.      Dengan menggunakan blog spot kita sebagai pengguna pelayanan public dapat menikmati pelayanan blog spot yang lebih baik, lebih cepat dan mudah, tanpa dibatasi oleh dimensi-dimensi ruang dan waktu.
      Dengan e-government, kantor pelayanan public buka selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun dan dapat diakses dari manapun. Pelayanan public di Indonesia dinilai seperti itu sangatlah mungkin disempurnakan melalui diterapkannya pelayanan public dalam bentuk e – government. Secara peraturan telah memungkinkan, dengan telah ditetapkannya Undang – Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Dengan terbitnya undang – undang ini, diharapkan bertambah peluang untuk terjadinya transaksi pelayanan public melalui e – government.
     Menurut pakar (Eko Indrajit, 2012), e – government merupakan sebuah konsep memiliki prinsip – prinsip dasar yang universal, tetapi pengertian maupun penerapannya pada suatu Negara tidak dapat dipisahkan dari factor – factor :  sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi ekonomi masing – masing Negara.
     Definisi lain menyatakan bahwa e – government adalah suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan pihak – pihak lain yang berkepentingan, dimana pemanfaatan TIK dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan public.
     Paling tidak ada empat prinsip dasar pelaksanaan e – government secara umum tercakup dalam visi e – government (Eko Indrajit, 2012), yaitu :
1.      Memberikan perhatian penuh pada jenis – jenis pelayanan public, dengan memberikan prioritas : 
a.       Memiliki volume transaksi yang besar dan melibatkan banyak sekali sumber daya manusia.
b.      Membutuhkan interaksi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat.
c.       Memungkinkan terjadinya kerjasama antara pemerintah dengan swasta maupun LSM dan Perguruan Tinggi, setelah menentukan jenis pelayanan, kemudian menentukan ukuran kinerja, yang menjadi target manfaat sebelum menentukan total biaya investasi.
2.      Membangun lingkungan yang kompetitif, di mana sector swasta maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) dapat berperan dalam hal pelayanan public. Sangat baik jika swasta dan LSM dapat bersaing dengan pemerintah dan dapat melayani dengan lebih baik.
3.      Memberikan penghargaan pada inovasi dan memberi ruang kesempatan pada kesalahan.
4.      Memusatkan pada pencapaian efisiensi, yang dapat dinilai dengan besarnya manfaat dan pemasukan anggaran dari penggunaan e – government.

5.      Jejak Ekologi merupakan analisis nilai kebutuhan manusia di dalam ekosistem . Analisis ini membandingkan kebutuhan manusia dengan kemampuan biosfer alam dalam mereproduksi sumber daya . Nilai tersebut merepresentasikan jumlah lahan produktif  biologis yang diperlukan untuk mereproduksi sumber daya yang dikonsumsi manusia dan menyerap limbah melalui teknologi yang berlaku. Dengan penilaian ini, maka dapat diperkirakan berapa banyak sumber daya kota yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia.
     Semakin besar kiraan global hektar semakin besar jejak ekologi. Semakin besar jejak ekologi, maksudnya sumber alam digunakan secara berleluasa, tanpa perancangan yang baik. Ini berlaku kerana permintaan terhadap sumber alam terlalu banyak mengatasi kemampuan bumi untuk menghasilkan semula bahan yang sudah digunakan. Jadi jejak ekologi merupakan konsep yang sangat berkait dengan pembangunan yang lestari serta penerapan konsep kehidupan yang mencintai alam. Pembangunan yang terancang serta mementingkan konsep mencintai alam menjadi petunjuk jejak ekologi yang rendah. Setiap aspek akan diambil kira untuk membangunkan sektor ekonomi seperti tenaga yang digunakan, penggunaan ruang tanah, kesan akibat penggunaan sumber alam tadi, dan langkah penyesuaian atau pemeliharaan serta pemuliharaan untuk mengekalkan keseimbangan ekologi demi generasi akan datang.

 6.      Alhamdulillah saya sudah membuat blog, insya’ Allah saya akan mengelolanya dengan baik dan saya mohon bimbingan dari Bapak.